Terbaru


Komunitas Warga Pecinta Purworejo Tuntut Hari Jadi Diluruskan

Sejumlah orang yang tergabung dalam Paguyuban Warga Pelurus Hari Jadi Purworejo (PWPHP) mengadakan saresehan atau gendu-gendu roso di Hotel Suronegaran Senini (5/11). Dalam kesempatan itu mereka membahas masalah Hari Jadi Purworejo yang dinilai tidak tepat dan sarat kepentingan.

Menurut kelompok ini, penentuan Hari Jadi Purworejo yang berdasarkan penemuan Prasasti Kayu Arahiwang di Desa Boro Wetan tak lebih sekedar rekayasa  budaya semata. Intinya, ada sandiwara permainan sebelum diteliti Tim formal yang dibantu oleh UGM. “Tim peneliti beserta UGM pada dasarnya tidak bekerja meneliti apa-apa. Karena jauh sebelum diteliti selama dua tahun sudah ada kesepakatan kotor di bawah tangan,” kata koordinator Komunitas Warga Pecinta Purworejo (KWPP) Liyanto Binar.

Masih kata Liyanto Binar, yang tersirat dalam Prasati Kayu Arahiwang hanyalah bukti otentik adanya daerah tertentu (masyarakat berkumpul menetapkan daerah). Namun demikian dari dulu hingga sekarang tidak jelas siapa pemegang kekuasaan dan turunan urutan silsilah penguasanya. “Serba tidak jelas dan tidak sesuai fakta sejarah kok dipaksakan menjadi hari jadi, itu sama saja ngoyoworo,” ujarnya. Masih kata Liyanto Binar, Tim peneliti maupun perumus Hari Jadi Purworejo pada saat itu dianggap sekelompok orang yang ingkar dan tidak menghargai karya pendahulunya.

Diungkapkan, Tim peneliti bicara tidak jelas tapi intinya ingin mengatakan bahwa Cokronegoro I (Bupati Purworejo pertama) adalah musuh Pahlawan Nasional yang bisa diartikan juga musuh NKRI,” tandasnya. “Jika bupati pertama dianggap penghianat NKRI apa bupati-bupati penerusnya sampai sekarang ini juga akan dianggap penerus penghianat. Dan karya besar Cokronegoro I seperti Bedug Pendowo, Pendopo Kabupaten, Saluran Kedung Putri dan lainnya juga perlu dimusnahkan, mari kita renungkan kembali,” tegas Liyanto Binar.



Alumni ATPPUT Bandung Dan Yogyakarta Temu Kangen Di Hotel Suronegaran Purworejo


Komunitas alumni Akademi Teknik Pekerjaan Umum dan Tenaga listrik (ATPPUT) Bandung dan Yogyakarta mengadakan reuni atau temu kangen (27/3). Temu kangen dilaksanakan di Hotel Suronegaran Purworejo. 

Sediki8tnya sekitar 40 alumni menghadiri acara tersebut. Para alumni tersebut berangkat dari Semarang ke Hotel Suronegaran dengan menggunakan bus melalui rute Solo. Di Solo, para alumi terlebih dulu singgah untuk menikmati wisata di kota tersebut.

Sekitar pukul 17.00 rombongan alumni tiba di Hotel Suronegaran. Sebagai ucapan selamat datang para alumni dihibur oleh tarian dolalak dari SMA Negeri 3 Purworejo. Seremonial penyambutan ditandai dengan pengalunagn bunga kepada ketua rombongan oleh salah satu penari dolalak. Usai menyaksikan beberapa tari dolalak rombongan kemudian bersitirahat sambil menikmati hidangan yang disajikan. Sebagai puncak acara para alumni beramah tamah dan temu kangen di aula Hotel Suronegaran.




Temu Kangen Alumni ATPPUT Bandung

Komunitas alumni Akademi Teknik Pekerjaan Umum dan Tenaga listrik (ATPPUT) Bandung akan mengadakan reuni atau temu kangen. Temu kangen akan dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2012 di Hotel Suronegaran Purworejo. 

Dari data panitia, sudah ada 40 alumni yang akan menghadiri acara tersebut. Para alumni tersebut recananya akan berangkat dari Semarang ke Hotel Suronegaran dengan menggunakan bus melalui rute Solo. Di Solo, para alumi akan terlebih dulu singgah untuk menikmati wisata di kota tersebut. 

Bagi alumni lain yang berminat untuk hadir bisa langsung ke Hotel Suronegaran atau menghubungi bapak HR. Budi Sardjono, BRE dengan nomor HP : 0811274959. Atau bisa juga menghubungi Hotel Suronegaran Purworejo dengan nomor tlpn : (0275) 322076. Acara akan dimulai sekitar pukul 19.00. diharapkan bagi para alumni yang akan hadir sudah transit di Hotel Suronegaran pukul 17.00.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar